Selasa, 07 Maret 2017

Seleksi Persiapan Turnamen Piala AFF U-19 di Jawa Barat dan Jawa Timur

Pelatih Tim Nasional U-19 Indra Sjapri menggelar sejumlah seleksi di sejumlah daerah untuk persiapan turnamen Piala AFF U-19 di Yangon Myanmar awal September mendatang
Indra menyeleksi 23 pemain muda asal Jawa Barat di lapangan Lodaya Bandung
Pelatih Tim Nasional U-19 Indra Sjapri menggelar sejumlah seleksi di sejumlah daerah untuk persiapan turnamen Piala AFF U-19 di Yangon Myanmar awal September mendatang. Pada Minggu pagi Indra menyeleksi 23 pemain muda asal Jawa Barat di lapangan Lodaya Bandung, Indra mengaku akan menyaring 238 pemain yang diincar menjadi 80 pemain.

"Alhamdulillah ini seleksi regional setelah sebelumnya sebanyak 238 anak di seleksi di tingkat Asfrom dan kali ini ada sekitar 23 pemain yang kita lihat" ujar Indra Sjafri Pelatih Timnas Indonesia U-19.

Beberapa pemain mengaku bangga masuk seleksi Tim Nasional U-19 salah satunya Beckham Putra Nugraha, pemain yang sempat menjadi topskor Piala Menpora U-16 ini optimistis lolos seleksi.

Menurut Indra Sjafri salah satu syarat masuk Tim Nasional U-19 pemain juga harus lolos tes psikotes dan inteligensi selain itu Indra Sjafri juga mengaku akan menyeleksi 12 pemain yang saat ini bermain di Klub Luar Negeri.

PSSI kota Surabaya Jawa Timur mengadakan seleksi Timnas U-19 di lapangan Polda Jawa Timur 103 pemain berasal dari berbagai klub binaan PSSI kota Surabaya. Masing-masing klub mengirimkan 4 sampai 5 pemain, para pemain di terjunkan dalam permainan yang di pandu tim pelatih Yusuf Ekodono, Ma'ruf Afif dan Bachtiar. Ketiganya merupakan mantan pemain Persebaya Surabaya, para pemain dinilai dari postur tubuh, keterampilan bermain, ketahanan fisik dan mental bertanding.

Dari 103 peserta ini dipilih 5 pemain yang akan di kirim mengikuti seleksi tingkat provinsi pada hari Minggu Stadion Gelora Delta Sidoarjo. Rencananya seleksi tingkat provinsi ini akan di pantau langsung oleh pelatih timnas U-19 Indra Sjafri. Sebelum ini Jawa Timur pernah mengirimkan Evan Dimas Darmono, Muchlis Hadi Ning Syaifulloh dan Hansamu Yama yang sukses meraih gelar juara dalam ajang Piala AFF U-19.

Minggu pagi hingga sore ratusan pemain sepak bola muda batas Umur 19 berkumpul di lapangan Gloran Delta Sidoarjo untuk mengikuti seleksi tim Sepak Bola U-19 Jawa Timur. Seleksi pemain ini adalah instruksi langsung dari PSSI, dalam seleksi yang di pimpin oleh Hanafing kali ini di bantu oleh pemain veteran seperti Uston Nawawi, Nurul Huda hingga Nanang Kushardiyanto serta melibatkan pemain sepak bola David Agus. Mereka memilih dan menilai 30 pemain terbaik sejawa Timur yang akan di bentuk dalam 2 tim.

"kita hanya menilai bagaimana karakteristik dia sebagai pemain, bakat dia sebagai pemain kalau dia belakang punya karakter pemain bertahan gak jika dia pemain tengah punya gak itu kalau dia striker dia haus gol gak nah itu yang kita nilai tiga poin itu kita nilai dengan konsep 5 lawan 5 nanti kita pilih 30 pemain untuk dilihat langsung oleh Indra Sjafri tanggal 21 kalau tidak salah" ucap Hanafing Ketua Seleksi Jawa Timur.

30 pemain sepak bola muda terpilih ini nantinya akan mendapat kesempatan di seleksi kembali oleh Indra Sjafri untuk mengikuti Training Center yang langsung ditangani oleh Indra Sjafri dalam upaya pembentukan pasukan tim sepak bola U-19 Nasional.

Sepak Bola Indonesia di Mata Ekspatriat Inggris Antony Sutton

Petualangannya ke seluruh penjuru negeri untuk menyaksikan langsung pertandingan-pertandingan Liga Indonesia selama satu dasawarsa terakhir menulurkan sebuah buku berjudul "Sepakbola: The Indonesian Way Of Life".
Antony Sutton Membuat Sebuah Buku Tentang Sepak Bola Indonesia
Tidak seperti warga negara asing lain Antony Sutton datang ke Indonesia dengan tujuan unik yaitu menyelami sepak bola di tanah air, dalam pandangannya sepak bola Indonesia punya atmosfer luar biasa dan berbeda dengan negara lain. Petualangannya ke seluruh penjuru negeri untuk menyaksikan langsung pertandingan-pertandingan Liga Indonesia selama satu dasawarsa terakhir menulurkan sebuah buku berjudul "Sepakbola: The Indonesian Way Of Life".

"buku ini semacam perkenalan sepak bola Indonesia, seperti sejarah, budaya, pemain, pelatihnya. Ini tentang mendukung saat pertandingan, ini tentang merasakan sepakbola Indonesia dan masyarakatnya. Saya coba meletakkan di sisi positifnya. Orang bilang sepakbola Indonesia sangat buruk, reputasinya jelek sekali. Lewat buku ini saya coba membaliknya, lihat dari perspektif berbeda. Jadi saya pihak luar yang masuk dan mengamati, mungkin membandingkan sepakbola di Indonesia dengan negara lain, lalu melihat sisi positifnya." ujar Antony Sutton Penulis 'Sepakbola: The Indonesia Way Of Life'.

Kecintaannya terhadap sepakbola Indonesia berawal ketika menonton duel Persija Jakarta lawan Sriwijaya FC tahun 2006 di Stadion Lebak Bulus. Ketika itu Sutton mengaku langsung terpana dengan atmospire yang di ciptakan Jackmania. Sejak saat itu suporter Arsenal itu terus mencari tahu segala hal tentang sepakbola Indonesia.

"Pertama kali saya pergi nonton, saya berjalan ke dalam stadion dan sangat berisik, warna itu,hasrat itu. Seperti di sepak bola Inggris 30-40 tahun lalu, terasa ada gairah, hasrat yang mungkin lebih orisinal." ucap Antony Sutton.

Pemilik blog bernama "Jakarta Casual" ini juga bersyukur konflik dualisme yang sempat melanda sepakbola Nasional perlahan pudar, setelah FIFA menghapus sanksi terhadap PSSI diikuti pencabutan pembekuan PSSI oleh Pemerintah, carut marut dan keributan di panggung sepakbola Indonesia mulai sirna.

"saya pikir PSSI yang baru perlu diberi kesempatan, mereka punya beberapa ide bagus, mereka membahas hal-hal yang tepat, pemusatan latihan, dan beberapa kemungkinan soal aspek kepelatihan tim Nasional. Tapi saya merasa pernah ada yang hilang di sepakbola Indonesia sejak saya mulai menulis tentang ini tahun 2006. Ada dua liga, dua tim Nasional, dua PSSI, dua asosiasi pemain, dua Persija, dua Arema, dua Persebaya. Mungkin itu menjadi tahun-tahun yang membosankan. Sepakbola harusnya fokus pada dirinya sendiri, pelatih fokus pada perkembangan pemain, klub membangun akademi." Ucapnya.

Meski tidak mempunyai klub favorit di Indonesia Sutton mengaku salut terhadap Persebaya yang selalu mendapat dukungan luar biasa dari Bonek salah satu kelompok suporter sepekbola terbesar di Indonesia. Persebaya dan Bonek menjadi salah satu tema yang di bahas dalam bukunya.

"di sini ikatan antara klub dan penggemar semakin kuat. Kita bisa lihat klub seperti Persebaya, ketika mereka kesulitan Bonek benar-benar membuat klub tetap hidup. Anda tak bisa temukan itu di negara lain." Ucapnya Lagi.

Buku Sepakbola: The Indonesia Way Of Life sebenarnya sudah rampung sejak 2014 namun ketika itu masih berbahasa Inggris, baru sekarang buku tersebut di buat dalam bahasa Indonesia.